Dilarang keras menyalin isi blog ini tanpa menyertakan sumber aslinya!

Wednesday 2 December 2015

Hidup Adalah Seni

Hidup adalah seni. Mungkin bagi yang membaca judul di atas akan bertanya apa alasan saya mengatakan bahwa hidup adalah seni. Ya, saya akan menjelaskan alasan tersebut tapi terlebih dahulu saya akan menceritakan pengalaman saya yang berkaitan dengan topik yang akan saya bahas nantinya.


Kalimat “Hidup adalah seni” bukanlah kalimat yang saya buat sendiri melainkan kalimat yang sering dikatakan oleh guru saya waktu masih sekolah dulu di MAN 2 Kandangan. Beliau adalah Guru bahasa Indonesia dan beliau sering mengatakan “Hidup adalah seni”. Kalimat “Hidup adalah seni” memang terdengar sederhana namun penuh makna. Coba kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak metode atau jalan hidup yang kita pilih dan semua itu bisa dikatakan adalah seni. Kenapa dikatakan begitu? Karena setiap jalan yang kita pilih memiliki langkah dan babak masing-masing (memiliki jenjang yang sudah terstruktur). Hari ini mungkin kita masih berada di babak ini tapi besok mungkin kita akan berada di babak selanjutnya atau mungkin mundur ke babak sebelumnya (atau malah pindah ke jalur yang lain).
Sekarang kita akan mulai masuk ke inti dari tulisan saya ini. Kita mungkin sering mendengar kalimat-kalimat seperti “Hidup ini adalah anugerah” atau “Hidup ini indah”. Apakah kalimat-kalimat tersebut memiliki hubungan dengan kalimat “Hidup adalah seni”? Ya, itu memang memiliki hubungan yang erat dan bisa dikatakan sama. Kenapa sama? Bisa dirumuskan:
Anugerah = Sesuatu yang indah = Seni
Kenapa hidup adalah anugerah? Kenapa hidup ini indah? Dan kenapa hidup adalah seni? Jawabannya adalah karena hidup ini memiliki perbedaan. Kenapa ada perbedaan? Saya beri contoh, misalkan didunia ini benda-benda baik hidup ataupun tidak hidup semuanya berbentuk kotak. Pasti akan kacau bukan? Mungkin temuan-temuan seperti kendaraan bermotor tidak akan ada, teknologi tidak berkembang dan tidak ada keindahan jika semua hal kacau.
Kenapa perbedaan sangat penting untuk kelangsungan kehidupan? Secara fakta sesuatu yang sama artinya tidak berubah atau berkembang (Seperti yang tadi saya contohkan).
Untuk yang lebih jelasnya saya akan menjelaskannya dengan gambar.

 
Gambar di atas adalah sebuah garis yang bertulisan huruf “A”. Kita anggap saja garis tersebut sebagai sebuah materi kehidupan.
Sepintas garis tersebut terlihat monoton. Garis tersebut bisa dikatakan sebagai suatu materi kehidupan yang memiliki suatu pemikiran namun menyendiri tanpa siapapun pada suatu lingkungan. Sekarang kita lihat gambar yang kedua.


Pada gambar kedua ada garis tambahan bertuliskan “B”, “C”, dan “D”. Artinya ada materi kehidupan lain yang memiliki pemikiran yang sama dengan si “A” namun ada yang kurang dari materi-materi tersebut. Apa yang kurang? Yang kurang adalah interaksi. Sekarang kita lihat pada gambar yang ketiga.



Bisa kita lihat pada gambar yang ketiga bahwa keempat garis tersebut membentuk suatu kotak. Dapat disimpulkan dari gambar bahwa keempat materi tersebut telah membangun interaksi dan membentuk suatu hubungan yang kokoh. Namun apakah hanya dengan hubungan suatu materi kehidupan yang memiliki tujuan sama bisa dikatakan sudah baik? Jawabannya adalah iya namun lebih baik lagi jika memiliki hubungan dengan materi yang memiliki tujuan yang berbeda. Lihat gambar yang keempat.
 

Pada gambar keempat, muncul lingkaran-lingkaran dengan tulisan “D”, “E”, “F”, dan “G”. Lingkaran tersebut menunjukan materi kehidupan yang memiki tujuan lain yang diterima oleh materi “A”, “B”, “C”, dan “D”. Tapi apakah bagus kalau hanya menerima satu materi lain? Jawabannya adalah kita jangan hanya menerima suatu golongan tapi juga harus menerima golongan lain akan tetapi juga jangan asal terima (harus ada pertimbangan). Lihat gambar kelima.


   
Gambar kelima menunjukan ada muncul segitiga bertulisan “H”, “I”, “J”, “K”. Gambar tersebut menunjukan ada materi lain yang diterima di lingkungan tersebut selain materi garis dan lingkaran. Dan diyakini materi tersebut tidak akan merusak keseimbangan di lingkungan tersebut. Bila ada materi yang masuk namun asal diterima dan ternyata materi tersebut berdampak buruk pada lingkungan tersebut maka keseimbangan akan rusak. Lihat gambar keenam.

Gambar keenam menunjukan adanya ketidak seimbangan karena ada salah satu materi yang merusak. Tapi lainnya halnya bila setiap materi tidak merusak keseimbangan yang sudah teratur. Dan bila suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Lihat gambar ketujuh.
Gambar ketujuh menunjukan ada kemunculan tanda silang berwarna merah bertuliskan “KONFLIK”. Gambar tersebut menunjukan terjadinya konflik di lingkungan tersebut. Namun karena interaksi dan hubungan sudah terjalin di antara materi yang berada dilingkungan tersebut, maka konflik bisa diatasi. Lihat gambar kedelapan.
 
Gambar kedelapan menunjukan adanya lingkaran berwarna hijau bertulisan “AMAN” dan adanya kotak yang juga berwarna hijau yang mengelilingi . Ini menyimpulkan bahwa dengan adanya keseimbangan antara interaksi dan hubungan tiap materi maka konflik bisa terselesaikan dan akan memunculkan rasa aman dan solidaritas antara materi-materi yang ada pada lingkungan tersebut.
Bisa kalian lihat pada gambar terakhir yang saya tunjukan yang mana pada gambar tersebut setiap elemen baik garis, lingkaran dan segitiga memiliki porsi masing-masing sehingga gambar tersebut terlihat seimbang dan beraturan (bagus dilihat) ketimbang gambar pertama dan kedua yang hanya terdiri dari garis biasa. Inti dari tulisan saya ini adalah bahwa perbedaan tidaklah merusak bila bisa disikapi dengan positif. Bisa dikatakan bahwa perbedaan adalah elemen penting yang membentuk seni dalam hidup. Hidup adalah seni karena hidup ini anugerah dan di dalam hidup ada keindahan. Hidup adalah seni karena hidup ini memiliki perbedaan namun apabila perbedaan itu bisa ditoleransi maka akan tercipta solidaritas, keseimbangan dan rasa aman. Demikianlah tulisan dari saya. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam tulisan maupun isi. Thanks.

Share this article:

Facebook Google+ Twitter