Sebagai manusia yang sudah pernah mencicipi bangku sekolahan walaupun tidak digigit ataupun diemut. Pasti dan tentu saja gue kangen banget dengan masa-masa waktu sekolah dulu terutama pada waktu SMA. Bangun pagi dengan pandangan yang masih redup dan kabur karena rasa kantuk masih bergelantungan. Badan menggigil ketika bersentuhan dengan yang namanya air di kamar mandi. Berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangan gue yang sampe sekarang masih fungsional kalo gue pengen bernostalgia mengingat masa-masa sekolah yang penuh kenangan tersebut. Cerita cinta gue yang menyedihkan sampe canda tawa ketika kumpul bareng sohib sekelas di bawah pohon ketapang waktu istirahat ataupun ketika jam kosong.
Gue kangen masa-masa sekolah terutama saat sedang belajar di kelas. Bertemu dengan berbagai macam guru yang punya style dan sifat berbeda satu sama lain. Ada yang bertampang angker tapi baik hati, ada yang kalem tapi suka memberi sanksi sampe ada yang killer total. Suasana belajar sudah pasti sangat berkesan. Suatu saat ribut dan suatu saat adem ayem kaya tengah malam. Apalagi kelakukan siswa dan siswi di kelas gue saat belajar udah pasti rame karena kelas gue terkenal sebagai kelas yang paling rame alias ributnya sudah tersohor sampai pelosok sekolahan terutama bagi dewan guru yang pernah mencicipi mengajar di kelas kami. Enggak sedikit beberapa guru yang komplain dan memberikan keluhan kepada wali kelas kami karena kami sering ribut saat belajar. Dan tidak berapa lama kemudian wali kelas kami akan mengadakan rapat paripurna dengan kami sekelas kenapa banyak dewan guru yang komplain terhadap kelas yang tercinta ini.
Karena kelas kami yang terdiri dari berbagai siswa dengan latar belakang siswa yang berbeda seperti kelas lain kebanyakan. Sudah pasti kami punya karakter dan identitas masing-masing yang unik seperti nomor seri motor yang baru keluar dari pabrik. Tapi ada yang beda dari kelas kami yaitu kebersamaan yang lebih erat. Walaupun dari kami ada yang bandel tapi kami tidak pernah mempermasalahkan selama kebandelannya masih dalam skala wajar baik skala Richter maupun skala derajat Celcius (emang apa hubungannya).
Yang paling banyak dikomplain oleh dewan guru lain yang mengajar di kelas kami adalah karena sikap kami yang sering ribut dan suka jahil barenga. Ujung-ujungnya guru yang mengajar sering pusing kenapa susah sekali di nasehatin. Mungkin karena kami masih dalam usia labil alias kurang stabil seperti stang motor kendur waktu jalan di jalan berbatu, goyang-goyang gitu.
Tempat duduk yang paling sering kami incar adalah tempat duduk yang terletak paling belakang alias yang paling jauh jaraknya dari meja guru. Itu sudah pasti karena tempat duduk yang paling belakang punya tingkat ketegangan lebih rendah. Jadi pastinya banyak yang berdoa lagi berharap untuk mendapatkan tempat duduk yang paling belakang. Apesnya kalo ternyata justru wali kelas kami yang memilihkan tempat duduk. Semuanya pada harap-harap cemas siapa yang akan bernasib mengenaskan mendapatkan tempat duduk paling horror sekelas yaitu tempat duduk yang berhadapan langsung dengan meja guru.
Kelakukan teman-teman gue saat belajar ya udah pasti kadang bikin para guru sedikit frustasi atau malah ngambek keluar kelas sambil manyun. Mulai dari mereka yang suka tidur di kelas saat belajar yang entah dia mimpi indah atau mimpi basah ya tidak ada yang tau. Ada yang suka menggosip saat belajar layaknya presenter infotainment yang sering nangkring di televisi membawa berita sensasional terbaru yang lagi fresh dan hot alias lagi jadi buah bibir di sekolah. Sampe yang terliat serius belajar sambil membaca buku tapi ternyata yang dibaca adalah buku komik ataupun novel yang lagi populer. Enggak kebayangkan gimana tampang guru yang mengajar di kelas kami. Pastinya sering menarik nafas untuk terus bersabar. Guru marah besar atau ngambek udah menjadi hal yang biasa dan sering kali rutin kami alami. Canda tawa saat berkumpul dan bercengkrama adalah makanan sehari-hari kami. Menghibur teman yang sedih karena ada masalah maupun sedang putus cinta juga kami alami.
Tapi semua itu berakhir ketika pengumuman kelulusan tiba. Cucuran air mata disertai ingus yang ikut hadir membasahi (tapi itu bukan gue). Sungguh indahnya tentang hal yang sudah kami lalui bersama selama ini. Masa-masa sekolah akan berakhir dan berganti dengan masa-masa baru yang kami pilih serta kami harapkan untuk mendapatkan poin penuh atau menjadi kampiun di kasta tertinggi kehidupan kami sendiri. Ada yang memilih bekerja, ada yang kuliah dan ada yang menikah untuk membina keluarga yang Sakinah. Semuanya memilih jalan masing-masing. Masa sekolah memang berakhir tapi kenangan baik suka maupun duka di masa tersebut akan kami bawa selamanya.