Bosan adalah gambaran tepat untuk menggambarkan keadaan gue saat ini. Enggak ada aktivitas yang menantang karena gue orang yang enggak pengen menantang orang(lah apa hubungannnya). Singkatnya gue diam enggak melakukan apapun dan mengurung diri di kamar gue yang sekarang sudah enggak kayak kapal pecah lagi karena baru saja dipermak ortu. Satu-satunya pelarian ya gue membuat tulisan ini untuk membuat rasa bosan pergi menjauh untuk sementara waktu. Menghela nafas sejenak dan menghembuskannya dengan perasaan kurang semangat.
Di dalam diri gue terjadi pertarungan yang sangat dahsyat antara diri gue dan rasa bosan. Siapa yang akan menang? Masih 50:50 atau paling enggak Phone a Friend. Opsi lain ya Ask The Audience(Lu kata ini kuis). Makin lama tulisan gue ini makin enggak nyambung. Bener dah pertarungan antara rasa bosan dan diri gue sendiri begitu ketat layaknya pertarungan Buaya melawan Komodo(tapi gue bukan buaya apalagi komodo karena gue adalah alien). Efeknya berbagai opsi bermunculan di benak gue. Mau main game? Di laptop gue enggak ada game yang keren. Mau nonton film? Semua film udah gue tonton ampe hapal betul adegan apa yang akan muncul di menit keberapa. Detiknya gue juga hapal betul. Mau jalan-jalan? Enggak ada yang menarik untuk di jadikan alasan buat jalan-jalan. Opsi yang paling masuk akal dan gue juga setuju karena hemat tenaga dan hemat biaya ya tetap di kamar menikmati kebosanan sampe batas waktu yang tidak di tentukan.
Di kamar yang gue sendiri enggak tau ukurannya berapa inilah gue sering menghabiskan hari-hari gue yang datar-datar saja. Enggak ada kejadian yang mengejutkan dalam beberapa bulan terakhir dan tampaknya tahun ini akan di tutup dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Aktivitas yang sering kali jadi pelarian gue saat bosan yaitu bikin artikel yang sama sekali enggak ada kualitasnya karena cuma berisi cerita-cerita kurang jelas dari hidup gue. Mau bikin cerpen ya tanggung karena bahannya kurang nendang. Mau bikin novel ya gue masih kurang sanggup. Lagian mana ada yang mau nerima novel gue. Ya ada sih yang mau nerima yaitu diri gue sendiri. Karena gue berpedoman dengan kata-kata bijak "Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah." By salah satu grup band kenamaan.
Seandainya gue bisa kembali ke masa lampau terutama masa-masa gue masih mengenyam pendidikan dengan guru yang sama-sama makhluk hidup. Karena sekarang gue juga dalam masa-masa pendidikan tapi dengan guru yang bukan makhluk hidup yaitu pengalaman. Gue kangen masa-masa SMA saat ngumpul bareng teman-teman dan pencarian jati diri. Atau kembali ke masa-masa kuliah dulu saat begitu menyakitkannya kepala gue waktu mengerjakan skripsi dan kena PHP dosen. Tapi semua ya masa lalu dan biarlah masa lalu ya apa mau dikata karena nasi sudah menjadi bubur dan kelapa sudah menjadi nata de coco. Gue pengen memperbaiki kesalahan yang telah lalu atau lebih tepatnya menghindari kesalahan yang bakal gue perbuat.
Bosan dan bosan menjalani hidup yang begitu datar. Pengen sesuatu yang bisa menumbuhkan kembali semangat juang gue walaupun itu adalah sesuatu yang sepele. Yang penting asyik dan yang penting bikin gue enggak nganggur. Karena lama dirundung kebosanan gue akhirnya tertidur.
Di dalam diri gue terjadi pertarungan yang sangat dahsyat antara diri gue dan rasa bosan. Siapa yang akan menang? Masih 50:50 atau paling enggak Phone a Friend. Opsi lain ya Ask The Audience(Lu kata ini kuis). Makin lama tulisan gue ini makin enggak nyambung. Bener dah pertarungan antara rasa bosan dan diri gue sendiri begitu ketat layaknya pertarungan Buaya melawan Komodo(tapi gue bukan buaya apalagi komodo karena gue adalah alien). Efeknya berbagai opsi bermunculan di benak gue. Mau main game? Di laptop gue enggak ada game yang keren. Mau nonton film? Semua film udah gue tonton ampe hapal betul adegan apa yang akan muncul di menit keberapa. Detiknya gue juga hapal betul. Mau jalan-jalan? Enggak ada yang menarik untuk di jadikan alasan buat jalan-jalan. Opsi yang paling masuk akal dan gue juga setuju karena hemat tenaga dan hemat biaya ya tetap di kamar menikmati kebosanan sampe batas waktu yang tidak di tentukan.
Di kamar yang gue sendiri enggak tau ukurannya berapa inilah gue sering menghabiskan hari-hari gue yang datar-datar saja. Enggak ada kejadian yang mengejutkan dalam beberapa bulan terakhir dan tampaknya tahun ini akan di tutup dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Aktivitas yang sering kali jadi pelarian gue saat bosan yaitu bikin artikel yang sama sekali enggak ada kualitasnya karena cuma berisi cerita-cerita kurang jelas dari hidup gue. Mau bikin cerpen ya tanggung karena bahannya kurang nendang. Mau bikin novel ya gue masih kurang sanggup. Lagian mana ada yang mau nerima novel gue. Ya ada sih yang mau nerima yaitu diri gue sendiri. Karena gue berpedoman dengan kata-kata bijak "Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah." By salah satu grup band kenamaan.
Seandainya gue bisa kembali ke masa lampau terutama masa-masa gue masih mengenyam pendidikan dengan guru yang sama-sama makhluk hidup. Karena sekarang gue juga dalam masa-masa pendidikan tapi dengan guru yang bukan makhluk hidup yaitu pengalaman. Gue kangen masa-masa SMA saat ngumpul bareng teman-teman dan pencarian jati diri. Atau kembali ke masa-masa kuliah dulu saat begitu menyakitkannya kepala gue waktu mengerjakan skripsi dan kena PHP dosen. Tapi semua ya masa lalu dan biarlah masa lalu ya apa mau dikata karena nasi sudah menjadi bubur dan kelapa sudah menjadi nata de coco. Gue pengen memperbaiki kesalahan yang telah lalu atau lebih tepatnya menghindari kesalahan yang bakal gue perbuat.
Bosan dan bosan menjalani hidup yang begitu datar. Pengen sesuatu yang bisa menumbuhkan kembali semangat juang gue walaupun itu adalah sesuatu yang sepele. Yang penting asyik dan yang penting bikin gue enggak nganggur. Karena lama dirundung kebosanan gue akhirnya tertidur.
Note: Artikel ini sama sekali enggak berkualitas.